Tak dapat dipungkiri bahwa kehadiran software berbasis open source telah membawa beberapa manfaat bagi bisnis, antara lain efisiensi biaya bisnis serta mempercepat proses inovasi dan pengembangan aplikasi. Hal ini dikarenakan mayoritas aplikasi open source dan fitur pendukungnya dapat didapatkan secara gratis. Selain itu, software open source juga terbebas dari vendor-lock in dan memiliki source code yang bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan.
Namun, semua manfaat yang disebutkan di atas juga jalan beriringan dengan keamanan yang rentan di aplikasi open source. Faktanya, sebuah survei dari Veracode menunjukan bahwa dari 85,000 aplikasi yang dianalisis, 75% di antaranya memiliki kerentanan. Maka dari itu, memiliki aplikasi dengan aturan keamanan yang tepat menjadi krusial bagi setiap bisnis, apalagi dengan jumlah serangan siber yang kian meningkat.
Apa Tipe Kerentanan Aplikasi yang Umum?
Dalam hasil survei yang sama, ditemukan bahwa aplikasi berbasis JavaScript dengan bahasa pemrograman PHP dan Swift rentan terhadap serangan, mengingat banyak attack vector yang bisa digunakan dengan JavaScript. Adapun kerentanan yang ditemukan jika dilihat dari OWASP (Open Web Application Security Project) adalah sebagai berikut:
- Miskonfigurasi Keamanan – 0,6%
- XML External Entities – 2,7%
- Autentikasi yang Rusak -7,4%
- Eksposur Data Sensitif – 7,8%
- Akses Kontrol yang Rusak – 20,3%
- Insecure Deserilization – 23,5%
- Cross-Site Scripting – 37,7%
Bagaimana Cara Mengamankan & Menutup Kerentanan Aplikasi?
Agar terhindar dari ancaman serangan siber, para developer aplikasi harus memprioritaskan keamanan aplikasi, bukan hanya fungsionalitas maupun user interface yang mudah digunakan. Sebagai salah satu IT expert di Indonesia yang berfokus pada sektor keamanan, Defenxor ingin membagikan beberapa tips bagi para developer dalam memastikan keamanan aplikasi dan meminimalisir ancaman siber.
-
Amankan Sistem Anda
Lakukanlah update dan patching pada perangkat yang menjalankan aplikasi open source yang Anda miliki. Dengan melakukan hal tersebut, operating system (OS) dari perangkat bisa mendeteksi ancaman maupun kerentanan, dan mampu mengatasinya dengan update terbaru. -
Gunakan antivirus dan anti-malware
Apabila aplikasi open source Anda terhubung ke Internet, Anda perlu solusi antivirus dan anti-malware untuk menghindari ancaman malware dan virus yang mudah masuk ke sistem via Internet. Solusi ini menjadi โbentengโ untuk melawan ancaman siber yang semakin menjamur. -
Tetap waspada
Apabila Anda menggunakan aplikasi open source, perhatikan cara kerja dan aktivitasnya. Apakah ada peningkatan drastis dalam traffic, CPU, dan memory usage? Apabila iya, periksalah dengan tim IT Anda untuk memastikan semua komponen sesuai dengan penggunaan. -
Update Aplikasi Anda
Dalam mengembangkan aplikasi, tak jarang para developer memasukan library serta source code baru. Namun, dalam melakukan hal tersebut, para developer bisa saja menggunakan komponen yang tak aman. Maka dari itu, lakukanlah analisis dan update terhadap source code dan library yang digunakan. -
Kembangkan alternatif lain
Seperti yang sudah ditulis di atas, source code aplikasi open source biasanya bisa dimodifikasi dan di-update sesuai kebutuhan, termasuk untuk keperluan keamanan. Dengan demikian, Anda bisa meng-update source code secara rutin untuk memastikan keamanan yang optimal.
Dengan mengikuti kelima tips di atas, kami harap Anda bisa memanfaatkan aplikasi open source secara maksimal dan memastikan keamanan yang optimal pula. Melalui artikel seperti ini, Defenxor selalu berkomitmen untuk membagikan tips dan tren keamanan serta ancaman IT terbaru, sehingga Anda tetap up-to-date setiap saat. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Defenxor, silakan hubungi info@defenxor.com