Pandemi COVID-19 yang masih berlangsung telah mengubah cara hidup dan bekerja semua lapisan masyarakat di dunia. Perubahan yang ada terjadi begitu cepat dan massal. Untuk itu, bisnis dituntut untuk dapat beradaptasi di situasi yang tak menentu saat ini.
Salah satu perubahaan yang dimaksud adalah bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH), khususnya dengan kembali diperketatnya aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus COVID-19.
3 Tren Ancaman Siber yang terjadi karena penyesuaian bisnis di Masa Pandemi
- Penggunaan Teknologi Saat Work From Home
Untuk menunjang produktivitas, kolaborasi, dan kinerja dari rumah, bisnis semakin mengandalkan teknologi untuk tetap beroperasi di tengah pandemi. Namun, perlu diingat penggunaan teknologi juga membawa risiko bagi bisnis untuk diretas oleh para hacker. Faktanya, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), mengungkapkan serangan siber di Indonesia meningkat 600%. Tentunya, serangan siber bisa dijalankan dengan berbagai cara, mulai dari mengirimkan email mengatasnamakan COVID-19 yang telah disisipi ransomware hingga aksi zoombombing yang marak terjadi.
- Kebutuhan Video Conferencing untuk Komunikasi Kerja
Zoombombing terjadi saat tamu yang tak diundang masuk dan menampilkan hal-hal yang tidak pantas ataupun mencuri data bisnis saat video call berlangsung. Terjadinya fenomena zoombombing tak lepas dari penggunaan solusi video conferencing yang terus bertambah untuk mempermudah bisnis berkolaborasi dan berkomunikasi satu sama lain selama work from home. Jumlah pengguna harian Zoom misalnya, mengalami peningkatan yang cukup drastis, dari hanya 10 juta pengguna di November 2019, meningkat menjadi 300 juta pengguna di Maret 2020.
- Pengadopsian Cloud demi Efisiensi Bisnis
Bisnis mempercepat inisiatif digitalisasi mereka untuk bertahan di pandemi. Migrasi ke cloud menjadi salah satu poin utama bagi bisnis, khususnya di kalangan Fortune 500. Dengan cloud, bisnis bisa mengakses data dari mana saja melalui device dan Internet. Akan tetapi, keamanan cloud masih dipertanyakan dan menjadi concern bagi banyak pihak. Hal ini didukung dengan hasil survei NetEnrich yang menunjukan cloud menjadi concern dan prioritas utama.
Concern tersebut didasari oleh data bisnis yang dipercayakan ke cloud platform. Terlebih lagi, cloud bisa menjadi salah satu platform yang ditargetkan para hacker. Contohnya ialah Amazon Web Services, salah satu leader sebagai penyedia cloud, yang mengalami serangan DDoS terbesar mencapai 2,3 Tbps. Serangan tersebut berhasil dimitigasi oleh AWS.
Kesulitan Memiliki Tim Keamanan Mandiri & Bagaimana Defenxor Menjadi Solusi
Melihat statistik di atas yang menunjukan peningkatan serangan siber dan metodenya yang semakin beragam, mengamankan bisnis Anda dari ancaman siber yang terus bermunculan bukan lagi sesuatu yang opsional, namun sudah menjadi kewajiban. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan pendapatan dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap bisnis Anda. Namun, memiliki tim IT keamanan secara internal bukanlah hal mudah, mengingat banyak hal yang harus dipikirkan, mulai dari budget bisnis hingga jumlah IT staff berkualitas yang minim.ย
Untuk itu, Defenxor, salah satu perusahaan di sektor keamanan siap membantu! Kami memiliki solusi dan layanan keamanan komprehensif yang ditangani oleh IT staff profesional. Melalui Security Operations Center (SOC) 24×7 yang dilengkapi dengan teknologi keamanan terbaru, kami mengamankan bisnis Anda dari segala ancaman siber secara optimal. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi info@defenxor.com
ย