Pada bulan Juni lalu, Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengumumkan bahwa Australia menjadi sasaran serangan cyber espionage yang canggih, terkoordinasi, dan sampai saat ini masih berlangsung. Adapun yang menjadi target bukan saja pemerintahan dan organisasi politik, tetapi juga berbagai industri, mulai dari edukasi hingga kesehatan. “Serangan telah terjadi selama berbulan-bulan dan semakin meningkat”, kata Scott.
Banyak intelijen yang mengatakan serangan tersebut berasal dari China, salah satu negara yang memiliki kemampuan untuk menjalankan serangan cyber espionage secara massal. Adapun beberapa negara yang memiliki kemampuan yang sama adalah Rusia, Iran, dan Korea Utara. Rusia sendiri pernah dituding meng-hack server Partai Demokrat dan Hillary Clinton untuk membantu Donald Trump memenangkan kontestasi Pilpres Amerika Serikat pada tahun 2016 silam. (Time, 2019)
Kedua serangan siber di atas merupakan cyber espionage atau yang sering disebut serangan state-based actor, sebuah tipe serangan siber yang terkoordinasi secara massal yang dilakukan oleh suatu negara ataupun bisnis ke negara lain maupun kompetitor bisnis. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan competitive advantage secara politis dan bisnis. Mereka tak perlu lagi menempatkan “mata-mata” secara on-premise, tetapi perlu merekrut hacker yang andal untuk menciptakan malware, mengeksekusi email phising, dan lain-lain.
Adapun kemungkinan Anda mengalami cyber espionage bisa diminimalisir dengan mengikuti beberapa tips berikut:
1. Update-lah OS dan aplikasi secara berkala
Memiliki OS dan aplikasi versi terbaru sangatlah penting bagi keamanan perangkat. Dengan patch maupun upgrade terbaru, celah maupun kerentanan dapat diatasi. Dengan demikian, hacker tidak mudah mendapatkan akses.
2. Gunakan software antivirus
Salah satu cara bagi hacker untuk mendapatkan akses adalah dengan mensisipi file dengan virus dan malware. Maka dari itu, mempunyai antivirus bukan lagi opsional, tetapi sebuah keharusan di dunia digital saat ini.
3. Hindari hyperlink yang mencurigakan
Mayoritas malware dieksekusi dengan si target mengklik link ataupun mengunduh file yang telah disisipi malware. Oleh sebab itu, periksalah keamanan link dan dokumen yang ada terlebih dahulu sebelum mengkliknya.
4. Firewall
Firewall merupakan benteng pertama dalam perangkat untuk ‘melawan’ para hacker, maka bisnis perlu untuk selalu mengaktifkan firewall yang ada. Firewall bisa didapatkan secara built-in (Windows Firewall) maupun pihak ketiga (ZoneAlarm Pro)
5. Backup data secara teratur
Data bisa hilang kapan saja karena berbagai hal, mulai dari sistem yang mengalami crash dan failure, kecerobohan user, dan bencana alam. Dengan Anda mem-backup data secara berkala, keberlangsungan bisnis dapat terjamin apabila hal-hal ini terjadi.
6. Buatlah password yang kuat
Hacker bisa saja meretas akun Anda dengan menebak password yang Anda miliki. Oleh karena itu, buatlah password yang terdiri dari beberapa karakter (angka, huruf, dan tanda baca) agar tidak mudah ditebak.
Cyber espionage merupakan serangan siber yang terencana, canggih, dan terkoordinasi, Maka dari itu, negara maupun bisnis harus menyadari kerentanan yang ada di infrastruktur IT mereka. Dengan mengikuti enam tips di atas, celah keamanan dan kerentanan yang ada bisa di atasi. Melalui artikel-artikel seperti yang di atas, Defenxor berkomitmen untuk membantu bisnis menyadari tren serangan siber dan mengatasi permasalahan keamanan yang semakin kompleks serta canggih di era dunia digital sekarang.